Sesuai dengan ketentuan kurikulum
meredeka, dimana setiap tahunnya satuan pendidikan wajib melaksanakan
setidaknya 3 proyek P5 demi penguatan profil pelajar pancasila bagi seluruh
peserta didiknya. Tema kedua yang dipilih oleh SMAN 24 Batam adalah kearifan
lokal. Sekolah memilih tema ini dengan dasar betapa pentingnya penguatan
kearifan lokal pada generasi muda di tengah masifnya pengaruh modernisasi dan
gobalisasi. Kearifan lokal merupakan ciri khas suatu daerah yang diciptakan
nenek moyang terdahulu sebagai upaya bertahan hidup, maka dari itu setiap
daerah memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi
geografis daerah tersebut. Kemudian pengetahuan setempat tersebut diturunkan
kepada generasi penerus secara turun temurun.
Tentu saja kearifan lokal yang
dipilih sebagai tema adalah kearifan lokal Melayu yang ada di Batam, sebagai
kearifan lokal setempat. Terdapat banyak bentuk kearifan lokal daerah Batam,
namun yang dipilih kali ini adalah menu makanan. Karena hal ini yang dirasa
paling dekat dengan siswa, dan agar menambah pengetahuan siswa bagaimana cara
mengolah makanan khas yang hampir sehari-hari mereka nikmati. Sehingga kelak
ketika mereka terjun dalam masyarakat dan memiliki minat wirausaha, siswa telah
memiliki bekal ketrampilan.
Proyek dilaksanakan selama satu
minggu dari tanggal 6-10 November 2023, dengan siswa yang ada di tiap-tiap kelas
dibagi menjadi 2 kelompok, sehingga seluruh tugas dikerjakan secara berkelompok.
Adapun rincian kegiatan proyek ini adalah, hari pertama mengamati video pendek
mengenai berbagai macam kearifan lokal yang ada di Batam dan selanjutnya dari
video tersebut siswa diminta mengerjakan lembar kerja. Hari kedua dan ketiga diisi
dengan kegiatan pembuatan poster berupa ajakan kepada khalayak untuk mencintai
dan mempertahankan kearifan lokal. Hari keempat diisi dengan pemilihan menu
masakan dan pembuatan teks prosedur bahan dan cara memasak menu tersebut.
Sedangkan hari kelima atau hari terahir diisi dengan praktik pengolahan menu
masakan sesuai menu yang di dapat masing-masing kelompok kemudian
mempresentasikannya dan ditutup dengan makan bersama.
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa kearifan lokal dapat dijadikan tameng dari pengaruh negatif
globalisasi, karena dengan tetap mencintai dan mempertahankan kearifan lokal daerahnya
generasi muda tidak kehilangan jati diri dan menjadi seragam secara global.
Sehingga karakteristik tiap daerah di Indonesia tetap nampak, menjadi negara
modern yang berkarakter.

Tuliskan Komentar Anda